#hukumuntukrakyat

Ikuti Kami

HuMaVoice#9 Lima Poin Utama Buku Adat, Kelas dan Indigenitas Gerakan Masyarakat Adat di Indonesia”

Foto: Fitriana Hadi

huma.or.id- Pada Jum’at, 16 Agustus 2024, Perkumpulan HuMa Indonesia menyelenggarakan Launching Buku “Adat, Kelas dan Indigenitas Gerakan Masyarakat Adat di Indonesia.” Buku yang ditulis oleh seorang Antropolog Yando Zakaria, ditanggapi oleh tiga Narasumber yakni Abdias Yas (Anggota HuMa), Arimbi Heroepoetri (Koalisi Kawal RUU MA) dan Rinto Tri Hasworo (mewakili Dirjen Kebudayaan). Kegiatan berlangsung secara hybrid dalam rangka HuMaVoice#9 (diskusi rutin setiap bulan) di Kantor Perkumpulan HuMa Indonesia. Yando Zakaria menyampaikan ada lima butir utama dalam buku “Adat, Kelas dan Indigenitas Gerakan Masyarakat Adat di Indonesia.

Pertama, terjadinya perubahan wacana, dari masyarakat hukum adat, yang semula menjadi diskursus nasional hukum ke diskursus masyarakat adat yang bersumber dari gerakan internasional dan indigenous people. Dengan menggunakan analisis wacana kita akan melihat ada makna-makna tertentu dan ideologi tertentu di dalam wacana tertentu. Memang ada perbedaan implikasi penggunaan perubahan itu. Salah satu yang ia catat: merumitnya, pengakuan hak masyarakat adat sekarang dan terjadi perdebatan di tingkat parlemen.

Perlu disertai kesadaran tertentu untuk menggunakan pendekatanya” kata Yando.

 

Foto: oleh Fitriana Hadi

Kedua, terdapat faktor hilangnya pendekatan kelas pasca 65. Digunakannya identitas masyarakat adat menjadi satu hal yang penting di dalam situasi seperti ini.

Foto: oleh Fitriana Hadi

Ketiga, pada saat yang sama, munculnya solidaritas internasional untuk pembelaan hak-hak masyarakat korban pembangunan. Kalo kita baca sebenarnya, itu yang melatarbelakangi gerakan indigenous people tahun 1970-1980-an.

Foto: oleh Fitriana Hadi

Keempat, perubahan wacana semakin rumit pada ranah politik hukum. Karena sebenarnya itu adalah dunia akademik dalam hal ini studi antropologi dan studi hukum adat yang mempertemukan kepentingan masyarakat adat dengan idiom-idiom yang digunakan antara lain, masyarakat hukum adat dan lain sebagainya. Bahkan seringkali para akademik, seperti antropolog mengatakan kita tidak ada indigenous people di Indonesia. Sisi lain, dari teman-teman hukum mengatakan tidak ada masyarakat adat, yang ada masyarakat hukum adat.

Perdebatan telah terjadi selama 30 tahun” ungkao Yando.

Pada buku ini, “masyarakat adat” mungkin satu terma yang dibutuhkan sekarang. Istilah hukumnya sebagai nomenklatur yang bisa menaungi-istilah yang diamanatkan konstitusi-sebagai masyarakat hukum adat dan masyarakat tradisional. Terma masyarakat adat diadopsi bukan dalam rangka menerjemahkan indigenous people. Tetapi, kalau masyarakat adat kita terima untuk mengatur dua entitas (masyarakat hukum adat dan masyarakat tradisional), karena secara sosiologis memang berbeda. “Perdebatan ini bisa diatasi.”

 

Foto: oleh Fitriana Hadi

Kelima, atas situasi dan kondisi sekarang, bagaimana kita mengatur keberadaan pengakuan masyarakat adat dalam peraturan perundang-undangan. Selama ini, yang terjadi perdebatan antara pengakuan pendekatan baik pada pemerintah maupun gerakan, lebih kepada orientasi pengakuan subjek. Siapa masyarakat adat? kriterinya apa?, dan sebagainya.

Dengan pendekatan yang lebih cair, masyarakat adat sebagai masyarakat hukum adat atau masyarakat tradisional sebenarnya hak-hak masyarakat adat bisa berhubungan dengan subjek-subjek hak yang berbeda. Dengan kata lain, mungkin kita tidak butuh pengakuan subjek. Yang lebih dibutuhkan adalah bagaimana mengadministrasikan pengakuan masyarakat adat terhadap hak-hak.

Orientasi yang perlu dilakukan, tentu ini dibangun berdasarkan pengalaman legalisasi, rekognisi selama 20 tahun dengan beralih pada pendekatan pengakuan objek. “Pengakuan subjek sudah tuntas, sudah selesai melalui konstitusi, yang belum ada bagaimana caranya mengatur tanah masyarakat adat, pengetahuan umum, pengetahuan tentang hasil tenun dan lain sebagainya” pungkas Yando.

 

 

 

Judul    : Adat, Kelas, dan Indigenitas : Gerakan Masyarakat Adat di Indonesia

Penulis : R. Yando Zakaria

xviii+372 hlm. 15 x 23 cm.

ISBN   : 9786231342553

Harga   : Rp.190.000;

Pesan melalui Whatsapp 0856-9362-9906

Penulis:

Wahidul Halim

0 Komentar

Loading...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Form bertanda * harus diisi.